Dampak MotoGP Mandalika 2025 pada Tingkat Hunian Hotel dan Penerbangan Lombok
Wolini menyampaikan bahwa tingkat okupansi hotel baru mencapai angka yang lumayan di Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram, terutama yang terintegrasi dengan PHRI NTB. Di sisi lain, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, angka hunian kamar mencapai 80 persen, menunjukkan potensi pariwisata yang masih menarik di wilayah tersebut.
“Mandalika merupakan zona utama yang pasti ramai,” jelasnya. Namun, meski mencapai 80 persen, angka tersebut masih di bawah harapan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sebelum pergelaran MotoGP.
Wolini juga menambahkan bahwa sejarah menunjukkan pelaksanaan MotoGP sebelumnya, tingkat okupansi hotel biasanya menyentuh angka 100 persen dua pekan sebelum acara. “Namun tahun ini, kami mencatat angka okupansi hanya mencapai 70 persen,” tuturnya, memberikan sinyal bahwa ada tantangan di depan.
“Bahkan, di tiga gili tidak merasakan dampak langsung dari MotoGP. Kami menyimpulkan hasil dari kunjungan kami ke sana,” ujarnya, merujuk pada fakta bahwa pasar di tiga gili merangkul investor asing, yang lebih menyasar wisatawan Eropa. “Perlu sinergi untuk memajukan NTB dan Lombok,” tambahnya, menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan pariwisata.
Pentingnya Sinergi dalam Pengembangan Pariwisata di NTB
Dalam konteks pengembangan pariwisata di Nusa Tenggara Barat, sinergi antara pemangku kepentingan menjadi sangat penting. Tanpa adanya kolaborasi yang efektif, upaya mengamankan okupansi hotel dan mengenalkan kawasan wisata kepada lebih banyak pengunjung akan sangat terbatas. Pendekatan yang terintegrasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat lokal diperlukan guna mencapai tujuan ini.
Kegiatan promosi yang lebih agresif dan pemasaran yang cermat sangat dibutuhkan untuk mendatangkan lebih banyak pengunjung. Menyasar pasar yang lebih luas dan beragam, termasuk dalam segmen wisatawan domestik dan internasional, menjadi langkah strategis yang krusial. Dengan mengenali tren dan preferensi wisatawan, maka paket-paket wisata bisa disusun agar lebih menarik dan bermanfaat.
Potensi dari Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika sangat besar, dan harus dimanfaatkan secara optimal. Banyak peluang yang bisa diciptakan melalui penyediaan layanan yang lebih baik dan pengalaman yang lebih unik bagi pengunjung. Terlebih lagi, menciptakan daya tarik yang bisa bersaing dengan destinasi lain merupakan tantangan yang harus dihadapi secara serius.
Strategi Meningkatkan Okupansi Hotel Menjelang Event Besar
Sebagai langkah awal, perlu ada strategi jangka pendek yang fokus pada peningkatan okupansi hotel menjelang event besar seperti MotoGP. Pelaku industri perhotelan diharapkan untuk mengadakan promosi atau penawaran menarik yang bisa mendatangkan pengunjung. Selain itu, memanfaatkan berbagai platform digital dan media sosial untuk mencapai target audiens yang lebih luas juga sangat dianjurkan.
Partisipasi dalam berbagai pameran dan promosi wisata di dalam dan luar negeri dapat memberi nilai tambah. Ini adalah kesempatan untuk mempresentasikan keunggulan destinasi NTB, menyoroti apa yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, dan menjalin kerjasama dengan agen perjalanan. Pemilihan tema yang tepat dan menarik bisa menarik perhatian lebih banyak pengunjung.
Evaluasi dan perbaikan dalam pelayanan hotel dan destinasi wisata juga penting. Dengan menyediakan pengalaman yang tidak hanya memuaskan tetapi juga berkesan, wisatawan dirangsang untuk kembali lagi dan merekomendasikan destinasi ini kepada orang lain. Ada banyak kisah sukses yang bisa diambil sebagai pelajaran dalam hal ini.
Menghadapi Tantangan Pariwisata di Tengah Persaingan Global
Pariwisata di NTB jelas menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal persaingan dengan destinasi lain di skala global. Memahami perilaku dan preferensi wisatawan masa kini menjadi hal yang fundamental. Terlebih, tren pariwisata berkelanjutan semakin banyak dicari oleh pelancong, sehingga ini harus diperhatikan dalam perencanaan dan pengembangan.
Pemerintah dan pihak terkait harus berusaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung untuk investasi di sektor pariwisata. Mendorong pelaku usaha untuk berinovasi dan memperkenalkan produk wisata baru menjadi langkah penting. Di samping itu, mempertahankan kualitas pelayanan dan fasilitas yang sudah ada juga harus selalu dijaga agar tidak tergerus oleh waktu.
Menjalin kerjasama dengan negara-negara lain dalam promosi pariwisata juga dapat membuka peluang baru. Terlebih, dengan memanfaatkan teknologi dan platform digital, pemasaran wisata bisa menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Hal ini juga menjadi salah satu kunci sukses dalam menghadapi era digital saat ini.